Sangat mungkin Anda sering menjumpai
orang di sekeliling entah itu keluarga, teman, kerabat, atau bahkan Anda
sendiri mudah sekali pingsan. Beraktifitas sedikit saja, atau terlalu kecapaian
kemudian jatuh pingsan.
Lebih parahnya lagi ada klaim bahwa
orang yang mudah jatuh pingsan sangat berkaitan dengan lemah jantung. Padahal
lemah-tidaknya jantung seseorang tidak hanya disebabkan oleh faktor jantung
kita kurang beres, melainkan bisa juga disebabkan oleh faktor dari luar. Intinya, seringnya seseorang terjatuh
pingsan tidak bisa langsung diidentikkan dengan lemah jantung. Menurut para
ahli, sebagian besar orang yang mengalami pingsan yang disebabkan bukan karena
lemahnya jantung orang tersebut, disebabkan oleh hipersensitifitas vagus.
Hal ini terjadi karena adanya
ketidakseimbangan refleks saraf hormon ketika bereaksi dalam posisi berdiri
yang berkepanjangan. Vagus sendiri merupakan saraf otak yang sangat berpengaruh
terhadap frekuensi detak jantung manusia
Pada orang yang sensitif bahkan
hipersensitif, keadaan dimana kekuatan konstraksi yang semakin bertambah justru
akan mengaktifkan reseptor mekanik pada dinding bilik jantung kiri sehingga
timbul apa yang disebut dengan reflex Bezold-Jarisch.
Apa yang terjadi kemudian? Frekuensi
detak jantung akan menjadi lambat, pembuluh darah tepi melebar, dan kemudian
terjadi tekanan darah rendah sehingga aliran darah ke susunan saraf menjadi
terganggu. Disinilah sinkop yang merupakan salah satu pencerminan
hipersensitivitas vagus terjadi.
“Hindari Penggunaan
Baju Ketat”
Sebagaimana disebutkan di atas, sering
jatuh pingsannya seseorang bukan semata disebabkan oleh lemahnya jantung, namun
bisa juga terjadi karena faktor luar. Dalam konteks hipersensitiftas vagus bisa
juga terjadi berupa sinkop sinus karotis, yakni jatuh pingsan yang terjadi saat
menoleh mendadak.
Mengapa hal tesebut bisa terjadi?
Kondisi menoleh mendadak bisa jadi merupakan gangguan ketika Anda menggunakan
kerah yang ketat dan terlalu tinggi. Pemakaian kerah yang ketat akan
menyebabkan penekanan pada sinus karotis yang berada di leher agak depan. Lebih
parahnya lagi, kondisi demikian bisa menyebabkan detak jantung menjadi lambat
dan menimbulkan sinkop.
Jika dilakukan tes pemeriksaan yang
disebut elektro-fisiologi pada penderita, maka umumya terlihat fungsi listrik
jantung bekerja pada batas normal. Apabila ada manipulasi ringan berupa
penekanan leher di daerah sinus karotis tadi akan tampak berupa garis datar
pada layar monitor.
Untuk mencegah melambatnya detak
jantung dan sinkop maka usahakan supaya Anda tidak menggunakan pakaian yang
memiliki kerah ketat dan terlalu tinggi. Selain itu, usahakan juga untuk tidak
memijat bagian leher yang bisa menyebabkan tekanan pada sinus karotis.
Selain pencerminan hipersensitifitas
vagus diatas, bisa juga terjadi apa yang dinamakan dengan paroxysmal sinus
arrest. Dalam konteks ini, bisa saja terjadi sumber listrik utama jantung
mengalami penghentian dalam waktu antara 6-23 detik sekalipun tanpa adanya
faktor penyebab yang melatarbelakanginya.
Paroxysmal sinus arrest bisa terjadi kapan
saja dan kepada siapa saja, entah sedang berkegiatan atau sedang beristirahat,
siang ataupun malam. Dalam hal ini ketika diadakan pemeriksaan
elektrofisiologis maka keadaan di layar monitor akan tampak normal. Pada
umumnya, pengobatan akan diarahkan pada penggunaan alat pacu jantung secara
permanen yang ditanamkan dibawah kulit dada penderita.
Untuk mencegah sinkop yang disebabkan
bukan oleh kelainan jantung, maka bisa disiasati dengan banyak melakukan
olahraga secara regular seperti bersepeda, jogging, berenang, dan
lainnya. Namun demikian, jika sinkop disebabkan oleh adanya kelainan jantung
yang diderita seseorang maka dianjurkan untuk sesegera mungkin berkonsultasi ke
dokter jantung untuk mendapatkan tindakan yang tepat dan menghindari resiko
yang lebih parah.
(Sumber : http://www.deherba.com/gampang-pingsan-bukan-berarti-lemah-jantung.html)
0 komentar:
Posting Komentar